Senin, 30 April 2012

Ciri Khas Kota Ku Tercinta, Palembang

Ciri Khas Kota Ku Tercinta, Palembang


Assalamualaikum…..
Hemm…! Bingung nich mau mulai cerita dari mana…??? Hehehee…
Ok…, mungkin dari sini ja kita mulai ceritanya, selamat melihat dan mendengarkan.
Palembang, yach…! Inilah kota pertama yang pernah saya kunjungi. Saya pertama kali datang ke Palembang waktu liburan sekolah. Waktu itu aku masih kelas 1 SD, yach kurang lebih aku berusia 6 tahun lah. Aku dari Belitang ke Palembang bersama dengan Ibuku tercinta ingin mengunjungi keluarga, entah dimana tempatnya aku juga gak tau. Kira-kira seminggu saya disana, hal yang paling menggembirakan adalah pada saat aku melihat dan menyempatkan berfoto di Jembatan Ampera. Pada waktu itu, Jembatan Ampera masih berwarna kuning gak seperti sekarang yang berwarna merah. Nah…!!! Sejak saat itu, aku langsung jatuh cinta sama kota Palembang.
Kunjungan kedua saya ke kota Palembang adalah, pada waktu liburan SMP. Sejak saat itu juga aku langsung jatuh cinta sama makanan khas kota Palembang yang tidak lain dan tidak bukan adalah Pempek (empek-empek). Waktu itu, saya berkunjung ke tempat kakak saya di Tangga Buntung. Nah…! Dari sana juga aku mulai mengenal permainan yang sangat terkenal pada saat itu, yaitu PS (Play Station). Hampir setiap hari saya bersama teman saya menghabiskan waktu untuk bermain PS, walaupun saya belum paham tentang permainan itu tapi rasanya sangat seru.
Setelah itu, saya berharap dapat bersekolah di Palembang, apalagi kakak saya juga berkuliah di Palembang juga. Akhirnya, setelah aku lulus dari SMP akupun melanjutkan sekolah di Palembang. Pada waktu itu, saya ingin masuk sekolah STM yang negeri tapi apa mau dikata waktu yang tidak mengizinkan, aku terlambat daftar yach…, jadinya aku mendaftar di STM/SMK Taman Siswa. Pada saat itu, saya mengambil jurusan teknik Elektronika Komunikasi.
Sejak saat itu, akupun tinggal di Palembang tepatnya di daerah Plaju Ilir. Setiap hari saya pergi ke sekolah naik bus kota dan tiap hari juga aku melewati jembatan Ampera. Hari-hari di sekolah, banyak sekali pengalaman yang saya dapatkan, seperti biasa kalau di sekolah itu pasti ada perselisihan, persaingan, pertemanan bahkan persaudaraan. Hal yang sangat menggembirakan waktu di sekolah adalah pada saat aku mendapatkan beasiswa Supersemar karena saya masuk dalam 3 besar siswa yang berprestasi di kelas. Itu adalah beasiswa pertama dan satu-satunya yang pernah saya dapatkan selama bersekolah.
Nah…! Disini saya akan berbagi pengalaman tentang kota ku tercinta, yaitu Palembang. Yang saya bahas disini adalah ciri khas kota Palembang, mari kita mulai sekarang…!!!
1.      Jembatan Ampera
 
Bicara soal jembatan Ampera pasti yang tersirat di benak kita adalah kota Palembang. Ya…! Memang benar, jembatan Ampera merupakan icon dari kota Palembang. Jembatan yang dibangun mulai pada april 1962 ini dulunya diberi nama jembatan Bung Karno. Itu merupan penghargaan untuk President RI pertama, karena telah memperjuangkan keinginan rakyat Palembang untuk memiliki sebuah jembatan. Lalu pada tahun 1966, jembatan ini berubah nama menjadi jembatan Ampera (Amanat Penderitaan Rakyat) dan sampai sekarang. Pada awalnya, pada bagian tengah jembatan ini bisa diangkat keatas agar kapal besar yang lewat dibawahnya tidak terkena badan jembatan. Sejak tahun 1970, hal itu sudah tidak diberlakukan lagi. Alasannya, karena mengganggu arus lalu lintas diatasnya. Jembatan yang panjangnya sekitar 1.117 m dan lebar 22 m ini terletak di tengah-tengah kota yang menghubungkan antara Seberang Ulu dan Seberang Ilir yang dipisahkan oleh sungai Musi. Oleh karena itu, jembatan Ampera ini merupakan jantung kehidupan warga Palembang, karena hampir semua aktivitas warga melalui jembatan ini.

2.      Sungai Musi

Sungai ini merupakan sungai terpanjang di Sumatera dan salah satu sungai terpanjang di Asia Tenggara dengan panjang sekitar 750 km. Sungai ini membelah kota Palembang menjadi dua bagian, yaitu Seberang Ilir dan Seberang Ulu. Mata airnya bersumber di daerah Kephiang, Bengkulu. Sungai Musi disebut juga Sungai Batanghari Sembilan yang berarti sembilan sungai besar. Pengertian Sembilan sungai besar adalah Sungai Musi beserta delapan sungai besar yang bermuara di sungai Musi. Adapun delapan sungai tersebut adalah Sungai Komering, Rawas, Leko, Lakitan, Kelingi, Lematang, Semangus, dan Ogan.

3.      Kain Songket
 
Songket adalah jenis kain tenunan tradisional Melayu di Indonesia, Malaysia dan Brunei. Songket digolongkan dalam keluarga tenunan brokat. Songket ditenun dengan tangan dengan benang emas dan perak dan pada umumnya dikenakan pada acara-acara resmi. Benang logam metalik yang tertenun berlatar kain menimbulkan efek kemilau cemerlang.
Kata songket berasal dari istilah sungkit dalam bahasa Melayu dan bahasa Indonesia yang berarti "mengait" atau "mencungkil". Hal ini berkaitan dengan metode pembuatannya; mengaitkan dan mengambil sejumput kain tenun, dan kemudian menyelipkan benang emas. Selain itu, menurut sementara orang, kata songket juga mungkin berasal dari kata songka, songkok khas Palembang yang dipercaya pertama kalinya kebiasaan menenun dengan benang emas dimulai.  Istilah menyongket berarti ‘menenun dengan benang emas dan perak’. Songket adalah kain tenun mewah yang biasanya dikenakan saat kenduri, perayaan atau pesta. Songket dapat dikenakan melilit tubuh seperti sarung, disampirkan di bahu, atau sebagai destar atau tanjak, hiasan ikat kepala. Tanjak adalah semacam topi hiasan kepala yang terbuat dari kain songket yang lazim dipakai oleh sultan dan pangeran serta bangsawan Kesultanan Melayu. Menurut tradisi, kain songket hanya boleh ditenun oleh anak dara atau gadis remaja; akan tetapi kini kaum lelaki pun turut menenun songket. Beberapa kain songket tradisional Sumatra memiliki pola yang mengandung makna tertentu.
Songket harus melalui delapan peringkat sebelum menjadi sepotong kain dan masih ditenun secara tradisional. Karena penenun biasanya dari desa, tidak mengherankan bahwa motif-motifnya pun dipolakan dengan hewan dan tumbuhan setempat. Motif ini seringkali juga dinamai dengan nama kue khas Melayu seperti serikaya, wajik, dan tepung talam, yang diduga merupakan penganan kegemaran raja.


4. Pempek (Empek-Empek)
  
Pempek atau Empek-empek adalah makanan khas Palembang yang terbuat dari campuran ikan dan sagu. Penyajian pempek ditemani oleh saus berwarna hitam kecoklat-coklatan yang disebut cuka atau cuko (bahasa Palembang). Cuko dibuat dari air yang dididihkan, kemudian ditambah gula merah, udang ebi dan cabe rawit tumbuk, bawang putih  dan garam. Bagi masyarakat asli Palembang, cuko dari dulu dibuat pedas untuk menambah nafsu makan. Namun seiring masuknya pendatang dari luar pulau Sumatera maka saat ini banyak ditemukan cuko dengan rasa manis bagi yang tidak menyukai pedas. Cuko dapat melindungi gigi dari karies (kerusakan lapisan email dan dentin). Karena dalam satu liter larutan kuah pempek biasanya terdapat 9-13 ppm fluor. satu pelengkap dalam menyantap makanan berasa khas ini adalah irisan dadu timun segar dan mie kuning.
Jenis pempek yang terkenal adalah "pempek kapal selam", yaitu  telur ayam yang dibungkus dengan adonan pempek dan digoreng dalam minyak panas. Ada juga yang lain seperti pempek lenjer, pempek bulat (atau terkenal dengan nama "ada'an"), pempek kulit ikan, pempek pistel (isinya irisan papaya muda rebus yang sudah dibumbui), pempek telur kecil, dan pempek keriting.

5.      Palau Kemaro
 

Pulau kemaro adalah satu-satunya pulau yang ada di Palembang dan merupakan wisata terkenal di Sungai Musi. Pulau ini adalah sebuah delta kecil di sungai Musi, terletak sekitar 6 km dari jembatan Ampera. Di sana terdapat sebuah vihara cina (klenteng Hok Tjing Rio). Di Pulau Kemaro juga terdapat kuil Budha yang sering dikunjungi umat Budha untuk berdoa atau berziarah ke makam. Di sana juga sering diadakan acara Cap Go Meh setiap Tahun Baru Imlek. Selain itu, juga terdapat makam dari putri Palembang. Menurut legenda setempat, pada zaman dahulu, seorang putri Palembang dikirim untuk menikah dengan seorang anak raja dari Cina. Sang putri meminta 9 guci emas sebagai mas kawinnya. Untuk menghindari bajak laut maka guci-guci emas tersebut ditutup sayuran dan ketika sang anak raja membukanya dilihatnya hanya berisi sayuran maka guci-guci tersebut dibuangnya ke sungai. Rasa kecewa dan menyesal membuat sang anak raja memutuskan untuk menerjunkan diri ke sungai dan tenggelam. Sang putri pun ikut menerjunkan diri ke sungai dan juga tenggelam. Sang putri dikuburkan di Pulau Kemaro dan dibangunlah kuil untuk mengenangnya.

Hemm…!!!
Mungkin cukup sekian cerita dari saya, mohon maaf bila terjadi kesalahan.
Terima Kasih…..
Wassalam…..




1 komentar:

  1. Best Baccarat in India (2021) - FEBCASINO
    It's a simple game but a bit confusing and you'll have to use luckily to get the best chance 바카라 at getting it 메리트카지노총판 right at your table. 1xbet korean You'll be given free money

    BalasHapus